Hallo
sobat jalan-jalan, duh udah lama yaa abang nggak nulis blog. Semoga blognya
nggak banyak debunya yah *canda debu~. Maklum mahasiswa tingkat akhir jadi
“lagaknya” sok sibuk ~
Alhamdulillah ada kesempatan untuk pulang ke Bekasi untuk sementara setelah cukup lama di Yogyakarta, jadi taukan abang pasti akan explore tempat tinggal abanglah haha. Pas banget, pas abang pulang udah ada destinasi baru di Bekasi.
Yaa
sebenernya nggak baru-baru amat sih, karena bangunan ini udah mulai dibangun
sekitar tahun 1906 – 1910 untuk tahap pertama. Untuk warga Bekasi khususnya
sekitar Tambun (nama salah satu kecamatan di Kabupaten Bekasi) pasti sudah
nggak asing dengan bangunan ini nih, yekan? Yaiyalah wong lokasinya persis ada
dipinggir jalan, kebangetan banget kalo kata orang Bekasi kalo kagak tau wkwk.
Sudah bisa menebakkan apa nama tempatnya? Yaps! Namanya adalah Gedung Juang 45
atau dikenal juga dengan sebutan Gedung Tinggi.
Gedung Juang yang Sekarang Menjadi Museum Digital
Sebenernya
mendengar rencana akan ada revitalisasi Gedung Juang 45 ini udah lama banget.
Bahkan pas zaman abang penelitian skripsi pernah ditawari kerjasama untuk
menghidupkan kembali Gedung Juang 45 ini. Maklum, dulu Gedung Juang ini
terkenal dengan “keangkerannya” bahkan ada stasiun televisi pernah datang
untung shooting acara di Gedung Juang ini.
Baca Juga: Pantai Muara Beting, Pantai Eksotik di Muaragembong Kabupaten Bekasi
Abang
pernah bersama temen-temen sanggar menjawab tantangan untuk menghidupkan
kembali Gedung Juang dengan mengadakan kegiatan disana, yaa tapi tetap setelah
acara, Gedung Juang akan kembali sepi. Mungkin karena belum ada objek yang
dapat dinikmati disana selain gedung tua yang menyimpan banyak kisah perjuangan
rakyat Bekasi.
Lain
dulu lain sekarang, pas tau peresmian Gedung Juang 45 jadi Museum Digital
Bekasi abang udah excited banget emang, pengen tahu disulap jadi apa
gedungnya ini hehe. Apalagikan bawa kata-kata digital, jadi pengen tau
se-digital apa sih museumnya uhuy~
Sejarah
Gedung Juang 45
Menurut
beberapa sumber yang abang dapatkan salah satunya dari akun instagram
@pemkabbekasi, Gedung Juang 45 atau yang dikenal dengan sebutan Gedung Tinggi
merupakan bangunan milik Khouw Tjeng Kie seorang bangsawan China dan tuan tanah
Luitenant der Chinezen yang digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat untuk memantau
perkebunan serta pertanian milik mereka.
Baca Juga: Pantai Muara Bungin, Destinasi Baru di Ujung Bekasi
FYI
nih sobat jalan-jalan, dalam proses pembangunannya, Gedung Juang 45 ini
dikerjakan secara dua tahap pembangunan, yaitu Tahun 1906 – 1910 untuk tahap
pertama dan 1925 untuk pembangunan tahap ke-2. Untuk sejarah tahun-tahun
berikutnya bisa diliat di postingan @pemkabbekasi di bawah ini yah:
Apik! Disajikan Secara Digital
Sesuai
dengan namanya yah sobat jalan-jalan, museum ini hampir 90% disajikan secara
digital. Buat abang orang Bekasi asli ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri,
karena akhirnya Bekasi khususnya kabupaten sudah memiliki museum digital
pertama di Bekasi. Mantapkan!
Dari
awal pendaftaran pengunjung sudah dapat dilakukan sendiri “self service” untuk
mendapatkan tiket di mesin yang sudah disediakan. Ohiya sejauh ini pendaftaran
masih GRATIS yah sobat jalan-jalan. Kalian tinggal masukan tanggal dan jumlah
pengunjung, nanti tiketnya akan keluar dari mesinnya. Kalian juga bisa memilih
untuk berkeliling dengan guide yang sudah stand by atau keliling
sendiri pun seperti abang boleh banget hehe.
Di
pintu pertama ketika kalian masuk, kalian sudah disuguhkan dengan diorama
lengkap dengan biografi Bupati Bekasi dari tahun ke tahun. Tinggal sentuh aja
kalian sudah bisa melihat dilayar biografi Bupati Bekasi dari tahun ke tahun.
Di ruang selanjutnya, terdapat sejarah Bekasi yang ternyata menyimpan banyak
benda-benda bersejarah. Termasuk Situs Buni yang cukup terkenal di Bekasi. Selain
disajikan secara digital, ada juga benda-benda bersejarah yang disajikan di
dalam etalase yang ditampilkan sedemikian rupa menarik~
Over
all, jika kalian pernah masuk ke Gedung Juang 45 sebelum
direvitalisasi menjadi Museum Digital Bekasi pasti akan “ternganga” melihat
perubahan Gedung Juang 45 yang semakin cantik! Apalagi aroma kotoran kelelawar
yang khas banget dulunya, sekarang udah bersih hanya ada monumen kelelawar di
salah satu ruangan. Maklum Gedung Juang 45 memang dulu rumahnya ribuan kelelawar
makanya bau tak sedap dari kotorannya khas banget disini. Inget itu dulu yaah~
Banyak
Spot Instagramable!
Duh siapa
yang nggak suka kalo museumnya banyak spot instagamable, abang aja suka banget
buat di posting di medsos haha. Di Museum Digital Bekasi ini emang banyak
disajikan spot-spot instagrambale baik di dalam museum maupun di luar museum,
asik banget buat foto-foto hehe. Eits tapi ingat yah sobat jalan-jalan, berfoto
boleh aja tapi jangan sampai merusak apapun yang ada di museum yah. Apalagi
jika kalian berfoto di dalam museum, kalian harus mempersilahkan pengunjung
terlebih dahulu yang ingin belajar atau membaca sejarah yang ada di museum,
jangan sampai kalian menghalangi atau mengganggu dengan foto-foto yah. Nanti
kalau udah sepi baru deh kalian foto~
Cari
Oleh-oleh Bekasi? Kesini Aja!
Di Museum
Digital Bekasi nggak cuma menyajikan sejarah Bekasi yang didigitalisasi
melainkan ada banyak fasilitas pendukung lainnya. Seperti Pojok Perpustakaan
Digital disisi barat, tempat ibadah, toilet, tempat duduk yang tersebar
dibeberapa titik, hingga banyak spot yang asik dijadikan tempat ngobrol atau
menikmati Museum Digital Bekasi dari luar.
Ada yang
nggak kalah menarik sih, di Museum Digital Bekasi juga tersedia Pojok UMKM Kabupaten
Bekasi yang berisi oleh-oleh khas Kabupaten Bekasi nih. Mulai dari pakaian,
dompet, batik khas Bekasi, sampai ke kuliner pun ada loh. Mantap bangetkan?
Oleh-oleh khas Kabupaten Bekasi ini merupakan karya masyarakat di 23 kecamatan
se-Kabupaten Bekasi. Jadi sekarang nggak usah bingung kalau mau cari oleh-oleh
khas Kabupaten Bekasi, tinggal ke Museum Digital Bekasi aja hehe~
Sudah
Menerapkan Protokol Kesehatan
Masuk
ke pelataran Museum Digital Bekasi kalian sudah dapat melihat beberapa tempat
cuci tangan yang diperuntukan untuk pengunjung. Tetapi sayangnya, dua kali
abang kesana dan dua kali abang coba untuk cuci tangan ternyata nggak ada
airnya. Entah karena belum diisi atau apapun alasannya. Sayang banget sih
padahal saranan cuci tangan di tengah pandemi gini penting banget apalagi di
tempat wisata.
Baca Juga: Mengenal Parigi, Curug Kece Ala Niagara di Bekasi
Ohiya
saat masuk ke museum pun petugasnya nggak terlalu sigap untuk mengecek suhu
tubuh. Karena pas abang masuk, abang nggak di cek, terus ada beberapa
pengunjung yang masuk berikutnya ada yang di cek ada yang nggak. Hmm semoga ini menjadi pembenahan yah, bahwa
prokes di tempat wisata itu wajib dijalankan dan jangan sampai diabaikan 😊
Sobat
jalan-jalan, Bekasi nggak cuma terkenal dengan kota industrinya, tetapi Bekasi
juga terkenal dengan destinasi-destinasi wisata yang mungkin bagi sebagian
orang belum banyak tau. Semoga ulasan ini bisa menjadi referensi destinasi yang
bisa kalian kunjungi saat berada di Bekasi yah. Sampai bertemu diulasan abang lainnya yah~ Jangan lupa 3M yaah (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak)!
Museum Digital Bekasi
– Gedung Juang 45
Jl. Sultan Hasanudin
No. 39, Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
17510.
Jadwal : Selasa – Minggu, 09.00 WIB – 15.00 WIB.
HTM : Masih Gratis
Parkir : Motor : Rp. 2000,- dan Mobil : Rp. 5.000,-
3 Comments
Baru tahu kalo Gedung Juang 45 dulunya adalah rumah ribuan kelelawar. Dan suka banget lihat instalasi kelelawarnya. Looks cool! :D
ReplyDeletegedung juang di Bekasi terlihat terawat banget ini, luas juga halamannya
ReplyDeletedi jember, kotaku, kayaknya "dicuekin" sama warga sini, nggak ada kepikiran buat masuk kesana, karena warga beranggapan di dalam gedung juga ngga ada apa apanya
Wah sekarang sudah bagus ya Museum ini. DUlu namanya gedung Joang kalau nggak salah. jadi pangling. Pengin kesana jadinya. terima kasih ulasannya. Keren
ReplyDelete