Hallo sobat jalan-jalan, apa kabar kalian? Semoga dalam keadaan sehat selalu yaa. Aamiin. Di masa pandemi yang semakin mencemaskan ini tentunya membuat kita harus semakin lebih berhati-hati lagi dan mengurangi kegiatan di luar rumah jika tidak terlalu penting. Hal ini tentunya untuk mengurangi resiko terpapar Virus Covid-19 didiri kita dan keluarga di rumah.
Apa
lagi yang kita tau nih sobat jalan-jalan, menurut Satgas Covid-19 Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, berdasarkan statistik yang disampaikan World
Health Organization (WHO), kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia tertinggi
se-Asia Pasifik. Adapun data per 1 Juli 2021 kira-kira kasus kematian anak usia
0-18 tahun mencapai 1,2%. Nah semakin membahayakan yah Covid-19 ini sudah
menyerang anak-anak. Penyebabnya adalah selain riwayat komorbid pada anak,
kecukupan gizi anak juga turut mempengaruhi.
Beruntung
kemarin abang dapet kesempatan untuk ikutan Webinar Nasional: Pemilihan Nutrisi
untuk Anak, Cara Tingkatkan Imun di Tengah Lonjakan Covid-19 bersama YAICI dan
PP Muslimat NU. Ilmu yang penting banget buat para orang tua dan calon orang
tua seperti abang tentang kebutuhan gizi anak.
Ingat,
Kental Manis Bukan Susu!
Berdasarkan
Analisis data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI), 29,7 persen penduduk
Indonesia atau setara dengan 77 juta jiwa sudah mengonsumsi GGL melebihi
rekomendasi WHO: gula (>50 gram/hari), garam (>5 gram/hari), dan lemak
(>67 gram/hari). Hal ini yang memperburuk persoalan kesehatan di
Indonesia. Pada usia yang lebih dini,
konsumsi gula berlebih pada anak terlihat dengan masih banyak orang tua yang
memberikan kental manis pada balitanya sebagai pengganti ASI. Padahal produk
kental manis mengandung gula lebih dari 50% dan merupakan jenis susu yang
peruntukan bukan sebagai minuman harian anak, melainkan bahan tambahan makanan
dan minuman.
Baca Juga: Keren! Akhirnya Bekasi Punya Museum Digital
Salah satu bentuk rendahnya literasi di Indonesia adalah dengan menganggap kental manis adalah susu dan dapat dikonsumsi oleh balita. Nyatanya, kental manis bukan susu dan tidak dapat dikonsumsi oleh balita. Harusnya kental manis digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan (topping). Jika kita jeli melihat informasi pada kemasan kental manis, terlihat bahwa 1 sachet kental manis hanya mengandung 1 gram protein dan 20 gram gula. Sedangkan yang kita tahu bahwa protein merupakan zat yang sangat dibutuhkan anak dalam jumlah yang banyak setiap harinya, sebaliknya, gula adalah zat yang seharusnya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak oleh anak-anak. Maka, kental manis sangat tidak dianjurkan dikonsumsi oleh anak-anak.
Seperti
yang kita tahu bersama ya sobat jalan-jalan, untuk anak usia 0-6 bulan, berikan
ASI ekslusif, karena zat gizi yang dibutuhakn anak usia 0-6 bulan pertama
tersebut, ada pada ASI. Setelah enam bulan, makanan pendamping ASI (MPASI)
menjadi hal yang penting. Selain itu, organisasi kesehatan dunia
(WHO) juga menganjurkan anak dapat diberikan susu tambahan karena mengandung
banyak zat gizi dan mikronutrient yang diperlukan dalam tumbuh kembang anak
seperti fosfor dan kalsium. Namun, yang perlu diingat adalah tidak semua susu
baik untuk dikonsumsi anak.
Salah
satu jenis produk susu yang sebaiknya tidak diberikan kepada anak terutama bayi
dan balita adalah susu kental manis. Kental manis sebetulnya bukan susu,
dilihat dari tabel kandungan gizi, kental manis memiliki kandungan karbohidrat
paling tinggi yaitu 55% per 100 gram, sehingga tidak dianjurkan untuk balita.
Lengkapi
Nutrisi Anak
Sebagai orang tua dan calon orang tua harus sudah paham nutrisi apa aja yang harus ada pada tubuh anak karena nutrisi memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Tentunya status nutrisi yang baik akan mendukung imunitas optimal anak juga loh. Nah pemberian makan yang lengkap, seimbang dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, aktivitas fisik dan tidur yang cukup juga berperan penting dalam imunitas anak. Jadi mulai sekarang harus selektif lagi dalam memilih makanan untuk anak yaah bund~
0 Comments