Miris! Penelitian Tunjukkan 1 dari 4 Balita Minum Kental Manis Setiap Hari

Webinar YAICI Kental Manis

Hallo sobat jalan-jalan, kali ini abang mau cerita tentang webinar yang kemarin abang ikutin nih bersama YAICI, PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah tentang konsumsi kental manis pada balita. Sobat jalan-jalan, pasti banyak yang belum tahu yah kalau kental manis ini tidak boleh diberikan ke balita apalagi setiap hari. Iyakan sudah tahu apa belum? Nah, mendingan baca artikel abang  ini yah, akan abang bahas tuntas hehe~

Kental Manis Bukan Susu

Kandungan Kental Manis
Ini dia kandungan kental manis dalam satu sachet

Sobat jalan-jalan, mungkin sebagain dari kita masih banyak yang belum tahu kalau kenal manis itu bukan susu, apalagi dikonsumsi oleh balita sangat tidak dianjurkan sama sekali. Kalau kita jeli, informasi nilai gizi pada kemasan kental manis, terlihat bahwa 1 sachet kental manis hanya mengandung 1 gram protein dan 23 gram gula. Sedangkan yang kita tahu bahwa protein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak dalam jumlah yang banyak setiap harinya dan sebaliknya, gula adalah zat yang seharusnya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak oleh anak. Oleh karena itu, kental manis sangat tidak baik untuk dikonsumsi anak sebagai minuman setiap hari. Jadikan kenal manis sebagai pendamping (topping) roti dan kue bukan sebagai susu.

Menurut Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM.MKM., Dosen Prod. Gizi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta mengatakan, Anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi kental manis akan beresiko mengalami undernutrition dan juga overnutrition.Undernutrition atau gizi kurang apabila orang tua merasa anak sudah cukup gizi hanya dengan konsumsi kental manis saja, lalu lupa atau tidak memperhatikan asupan gizi lainnya. Sementara overnutrition apabila anak mengkonsumsi kental manis, dengan porsi yang banyak dan juga konsumsi makanan lainnya seperti snack dan cemilan tidak terkontrol,”. 

Kental Manis Tidak Boleh Diberikan Ke Balita!

Efek buruk kental manis bagi balita
Bahaya kental manis bagi balita

Seperti yang kita tahu bersama ya sobat jalan-jalan, untuk anak usia 0-6 bulan, berikan ASI ekslusif, karena zat gizi yang dibutuhakn anak usia 0-6 bulan pertama tersebut, ada pada ASI. Setelah enam bulan, makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi hal yang penting. Selain itu,  organisasi kesehatan dunia (WHO) juga menganjurkan anak dapat diberikan susu tambahan karena mengandung banyak zat gizi dan mikronutrient yang diperlukan dalam tumbuh kembang anak seperti fosfor dan kalsium. Namun, yang perlu diingat adalah tidak semua susu baik untuk dikonsumsi anak.

Salah satu jenis produk susu yang sebaiknya tidak diberikan kepada anak terutama bayi dan balita adalah susu kental manis. “Kental manis sebetulnya bukan susu, dilihat dari tabel kandungan gizi, kental manis memiliki kandungan karbohidrat paling tinggi yaitu 55% per 100 gram, sehingga tidak dianjurkan untuk balita.” Jelas Tria.

28,96% Responden Mengatakan Kental Manis Adalah Susu

Hasil penelitain kental manis
Hasil penelitian 5 Provinsi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh YAICI, PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah terkait Presepsi Masyarakat Tentang Kental Manis pada 2020 yang dilakukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT, dan Maluku dengan total responden 2.068 ibu yang memiliki anak usia 0-59 bulan atau 5 tahun.

Dari penelitian ditemukan 28,96% dari total responden mengatakan kental manis adalah susu pertumbuhan, dan sebanyak 16,97% ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari. Dari hasil penelitian juga ditemukan sumber kesalahan persepsi, dimana sebanyak 48% ibu mengakui mengetahui  kental manis sebagai minuman untuk anak  adalah dari media, baik TV, majalah/ koran dan juga sosial media dan 16,5% mengatakan informasi tersebut didapat dari tenaga kesehatan.

Temuan menarik lainnya adalah, kategori usia yang paling banyak mengkonsumsi kental manis adalah usia 3 – 4 tahun sebanyak 26,1%, menyusul anak usia 2 – 3 tahun sebanyak 23,9%. Sementara konsumsi kental manis oleh anak usia 1 – 2 tahun sebanyak 9,5%, usia 4-5 tahun sebanyak 15,8% dan 6,9% anak usia 5 tahun mengkonsumsi kental manis sebagai minuman sehari-hari.

Dilihat dari kecukupan gizi, 13,4% anak yang mengkonsumsi kental manis mengalami gizi buruk, 26,7% berada pada kategori gizi kurang dan 35,2% adalah anak dengan gizi lebih. “Dari masih tingginya persentase ibu yang belum mengetahui penggunaan kental manis, terlihat bahwa memang informasi dan sosialisasi tentang produk kental manis ini belum merata, bahkan di ibukota sekalipun,” imbuh Arif Hidayat selaku Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).

Gencarnya Sosialiasi dan Edukasi YAICI bersama PP Aisyiyah dan PP Muslimat NU

ASI Eksklusif untuk balita
ASI Eksklusif  baik untuk anak usia 0-6 bulan

Selain melaksanakan penelitian, sepanjang 2020 YAICI bersama PP Aisyiyah dan PP Muslimat NU dan didukung oleh mitra-mitra lainnya juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat secara online. Sebanyak 12.560 kader kedua organisasi perempuan terbesar di Indonesia ini tersebar di 34 provinsi dan beberapa cabang di luar negeri telah terpapar edukasi  tentang kental manis.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, pentingnya persoalan kental manis tidak hanya sebatas mencukupi gizi anak, namun juga potensi kerugian yang dialami negara akibat stunting bisa mencapai 2 persen sampai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya. “Ini angka yang besar sekali. Kita lihat PDB 2019 sebesar Rp 15.833,9 triliun, maka kerugian stunting bisa mencapai Rp 474,9 triliun. Jumlah itu mencakup biaya mengatasi stunting dan hilangnya potensi pendapatan akibat rendahnya produktivitas anak yang tumbuh dengan kondisi stunting,” jelas Arif.

YAICI telah berkomitmen melakukan edukasi yang berkelanjutan bagi masyarakat, dalam rangka mewujudkan generasi yang unggul dimasa mendatang. Pandemi memang sempat menjadi hambatan dalam mengedukasi masyarakat tahun ini, tentu tidak seefektif bila edukasi secara langsung dengan masyarakat. “Bagaimanapun, upaya ini tidak boleh terhenti, karena itulah kami berharap hasil penelitian ini dapat mendorong pemerintah untuk meningkatkan parstisipasinya dalam mengedukasi masyarakat,” pungkas Arif Hidayat.

1 Comments

  1. Aku ga prnh kasih SKM ke anak2 pas kecil, Krn aku sendiri ga doyan hahahaha. Jd aku ga pengen anakku suka begituan. Bingung aja sih kalo ada ibu2 6- ngasih SKM sebagai pengganti susu, terlebih Kalo orgnya bukan org susah. Apa kemakan iklan zaman dulu yg mana anak sekolah sebelum prgi diksh minum SKM -_-

    ReplyDelete