Hallo
orang-orang yang haus akan piknik, kembali lagi sama gue yah semoga kalian nggak
bosen yah baca tulisan gue yang nggak
seberapa ini .. hihi. Gue mau sedikit cerita nih tentang perjalanan gue ke Kota
Daeng, udah taukan kota apa yang disebut Kota Daeng? Yap betul banget.
Jawabanya adalah Makassar di Sulawesi Selatan.
Ngapain
sih bang ke Makassar? Emang ada apaan si bang di Makassar? Oke nih mau abang
ceritain yah, ada apaan aja di Makassar. Ohiya sebelumnya gue udah sedikit
bahas tentang Makassar yah ditulisan gue sebelumnya. Gue ke Makassar dalam
rangka cuti dan backpacker-an. Yaa
gue selalu bilang gue itu backpacker-an,
karena jauh dar kesan Traveller hehe.
Gue
punya sebuah mimpi sekaligus ambisi. Mimpi dan ambisi gue adalah, ketika gue backpacker-an keluar Pulau Jawa, kota
yang pertama gue kunjungi adalah Makassar. Entah apapun alasanya gue pun
bingung. Hehe. Tapi salah satu alasan gue adalah silaturahmi dengan temen gue
yang udah gue anggap abang gue sendiri, Amirrudin namanya. Gue kenal dia udah
lama dari beberapa konfrensi kemahasiswaan tingkat nasional. Bahkan kita sering
janjian untuk sama-sama apply beberapa
event agar kita ketemu. Hehe
Anyway, cukup
yah bahas orang itu nanti doi kegeeran, hehe. Makassar bagi gue sepeti punya
magnet tersendiri untuk gue kunjungi. Tentang Pantai Losari yang indah, tentang
Pisang Epe yang nikmat,Coto Makassar yang menggoda dan semua tentang yang
dimiliki Ibu Kota Sulawesi Selatan ini.
2
jam sudah gue berada di burung besi dan sampailah gue di bandara kebanggan
masyarakat Makassar yaitu Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Sambil
nunggu temen gue jemput, gue cari sedikit ganjelan perut karena lumayan kosong
perutnya kek hati. Upss. Sambil cari makanan sambil liat-liat sekeliling.
Maklum Makassar kota pertama di luar Pulau Jawa yang gue kunjungi. Sebelumnya backpacker-an gue masih sekitaran Pulau
Jawa. Hehe
Banyak
yang mengalihkan pandangan gue di bandara ini. Salah satunya adalah, ada
miniatur Rumah Tongkonan persis di area parkir bandara. FYI ya guys, Rumah
Tongkonan itu adalah Rumah Adat Tana Toraja. Salah satu daerah di Sulawesi
Selatan juga. Pasti kalian udah kebayangkan rumah adatnya seperti apa. Udah
dong pastinya. Hehe
Akhirnya
yang ditunggu-tunggu datang juga, ya tukang ojek pribadi eh bukan deng tapi
temen gue. Hehe. Ohiya pas gue ke Makassar itu musim hujan yah, jadi agak
lumayan PR buat gue main. Sebelum gue diajak kerumahnya, dia ajak gue
makan Coto Makassar didaerah deket rumahnya. Ah asli itu enak banget. Seger
banget kuahnya nyatu sama daging dan lontong sebagai pengganti nasi. *jadi pengen
makan lagikan*
Oke
setelah gue makan, dia ajak gue keliling sebagian kampusnya. Ya dia kuliah di
salah satu universitas terbaik di Makassar dan Indonesia yaitu Universitas
Hasanuddin (UNHAS) dan gue pun dikenalkan dengan teman-temannya. Ohiya selama
di Makassar gue tinggal sama temen gue dirumahnya. Itulah fungsinya punya
banyak teman dimana-mana, jadi nanti kalau kita mau travelling bisa ditemenin, syukur-syukur dikasih penginapan gratis.
Hehe
Oke
lanjut yah, setelah gue kelar makan dan bersih-bersih gue diajak temen gue main
kesalah satu pantai terkenal di Makassar. Yap betul, Pantai Losari. Kayaknya
wajib banget deh kesini kalo kalian lagi mampir ke Makassar. Waktu itu kita
malam minggu otomatis Pantai Losari dihujani pengunjung yang sangat luar biasa
ramainya.
Guys, ada
yang nggak boleh terlewat nih kalo kalian ke Pantai Losari. Apa lagi kalau
bukan Pisang Epe dan Saraba. Kudapan khas Makassar ini banyak banget ditemui di
Pantai Losari. Olahan pisang sih emang kesukan gue, apalgi nyobain Pisang Epe
ah gagal move on gue dari Pantai
Losari. Hehe. Nah kalo Saraba ini minuman ya guys. Minuman yang fungsinya bisa menghangatkan tubuh karena
minuman ini merupakan campuran dari sari jahe yang dicampur gula dan santan.
Jadi ini makanan wajib yang harus dicoba yaa.
nah ini nih penampakan Pisang Epe dan Saraba
Setelah
puas mencicipi kudapan khas Makassar, gue lanjut mengeliling Pantai Losari yang
penuh dengan orang-orang. Disini banyak ditemui patung-patung dan huruf-huruf
raksasa yang cocok banget buat yang doyan foto-foto kayak gue. Hehe. Selain itu ada yang paling menarik
disekitaran Land Mark Makassar ini yaitu Masjid Amirul Mukminin. Masjid
ini merupakan masjid terapung pertama di Indonesia. Subhanallah, indah dan
megah banget masjidnya.
salah satu spot pameran di Pantai Losari
Ada
kejadian yang kurang mengenakan juga sih sebenernya pas lagi kunjungan kesini. Sebenernya
ke Pantai Losari itu gratis yah, cuma dikenakan biaya parkir kendaraan aja. Nah
gue kesini boncengan naik motor sama temen gue. Kalian tau, dua helm yang
awalnya sudah kita gencet talinya dengan jok (tempat duduk penumpang) raib
dua-duanya. Dan lebih mirisnya adalah petugas parkir motornya tidak
bertanggungjawab atas kehilangan helm. Ini yang membuat teman gue marah-marah
di tempat parkir. Karena jarak rumah ke Pantai Losari cukup jauh dan kita pun
takut ketilang karena tidak menggunkan helm, tapi alhamdulillahnya tidak
terjadi apa-apa. Buat kalian yang akan kesini, lebih hati-hati lagi yah
terhadap barang bawaan kalian.
Satu
hari di Makassar pun sudah terlewati, hari kedua di Makassar siap kita jalani.
Pagi itu hujan turun cukup deras dan lama, mengingatkan gue akan
kenangan-kenangan manis nan menyedihkan. *ngelap air mata* eitss, kayaknya
salah cerita deh gue haha. Fokus lagi yah, pagi ini memang hujan tapi kita
sudah punya rencana untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di Makassar dan
sekitarnya. Jas hujan ala kadarnya jadi saksi kenekatan kita membelah jalan
yang hujan *halah lebay aja wkwk*
Batimurung the Kingdom of Butterflies
Destinasi
pertama gue adalah Kawasan Maros yang terkenal dengan keindahan alamnya. Nah
nama tempatnya adalah Taman Nasional Batimurung. Ini letaknya di Kabupaten
Maros yah. Untuk tiket masuknya kalian akan dikenakan biaya 25ribu/orang itu
termasuk Wisata Pemandian, Goa-Goa, dan juga Taman Kupu-Kupu. Nah ini salah
satu surganya pencinta kupu-kupu. Kenapa bisa dibilang surganya kupu-kupu?
Karena disini kalian bisa melihat banyak koleksi kupu-kupu dan sebagian adalah
kupu-kupu jenis langka. Jadi kalian bisa piknik sekaligus belajar disini. Selain
itu ada yang lebih menarik lagi, yaitu Helena
Sky Bridge. Helena Sky Bridge ini
merupakan jebatan gantung diatas tebing yang menjulang tinggi. Ohiya, kalau
kalian mau menaiki jembatan ini akan dikenakan biaya 15ribu/orang yah dan harus
antri karena ada batas maksimal beban. Selain bisa foto-foto di atas jembatan,
kalian pun akan disuguhkan keindahan alam Maros dari atas. Envy kan kalin hihi ..
tiket masuk Wisata Kupu-Kupu dan Helena Sky Bridge
beberapa jenis kupu-kupu yang sudah di awetkan
Helena Sky Bridge
Setelah
cukup puas menikmati alam Taman Nasional Batimurung, perjalan kita dilanjutkan
ke Ekowisata Mangrove Lantebung. Nah ini lokasinya ada di Desa Lantebung,
Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea. Disini kalian akan menikmati segarnya
angin pantai dan juga bisa ber-selfie ria
di jembatan pelangi yang Instagramable banget.
Hehe. Kalian hanya dikenakan biaya seikhlasnya dan juga parkir. Ohiya ini
kawasn konservasi hutan mangrove yah, jadi kalau kalian ingin melakukan
kerjasama untuk penanaman mangrove bisa banget.
salah satu spot foto yang Instagramable banget
Nah,
setelah dari Kawasan Mangrove Lantebung, gue melanjutkan perjalanan ke Benteng
Ujung Pandang (Jum Pandang) atau yang sering disebut Fort Rotterdam. Lokasinya
berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar. Masuk sini gratis kok guys, kalian cukup bayar parkir aja. Nah
di dalam Fort Rotterdam ini terdapat Museum La Galigo yang didalamnya terdapat
banyak referensi sejarah kebesaran Makassar dan daerah-daerah lainnya di Sulawesi
Selatan. Lagi-lagi tempat ini bagus loh buat foto-foto . hihi
salah satu sisi Fort Rotterdam
Museum La Galio yang ada di dalam kawasan Fort Rotterdam
Perbukitan
sudah, kulineran sudah, bangunan bersejarah juga udah, apalagi yah yang belum?
Ohiya, belum liat sunset nih. Yeah, I need vitamin Sea. Nah kemana
yah enaknya liat sunset? Okey,
kayaknya kita harus ke Pulau Lae-Lae. Nah guys, Pulau Lae-Lae merupakan salah satu
pulau mungil yang ada di Makassar. Kalau kalian ingin kesini, kalian langsung
menuju dermaga yang ada didepan Fort Rotterdam. Biayanya sih untuk satu kali
penyebrangan pulang pergi dikenakan 15-20ribu/orang. Kita harus pinter-pinter
nego yah biar dapet harga miring. Hihi
pasir putih yang membentang luas
Tidak
ada HTM lagi yah di Pulau Lae-Lae, cukup sewa perahu aja untuk menyebrang.
Selama perjalanan kalian akan disuguhkan pembangunan besar-besaran atau Remklamasi.
Mungkin akan banyak dibangun gedung-gedung diatas laut. Okei, sesampainya di
Pulau Lae-Lae, kalian akan disuguhkan keramahan warga sekitar dan juga pasir
putih yang membuat betah. Asli pulau ini keren banget buat gue, selain tidak
terlalu ramai *mungkin bukan musim liburan*, hamparan pohon tinggi yang
menghijau, dan perpaduan epic sunset
yang menguning, membuat gue enggan jauh jauh. Ini salah satu ciptaan Tuhan yang
sangat sempurna. Ohiya, kalau kalian kesini jangan lupa bawa salinan yah, sayang
kalo kesini kalo nggak berenang-berenang lucu, atau sekedar main pasir putih.
perpaduan yang epic antara pohon-pohon rindang dan pasir putih
sunset yang bikin gagal move on dari Pulau Lae-Lae ini
Btw, segitu
dulu yah sedikit cerita gue di Kota Daeng ini. Sebenernya sih masih banyak
banget tempat yang belum gue kunjungi di sini. Tapi nggak apa-apa, siapa tau
nanti bisa kesini lagi. Aamiin. Semoga sedikit cerita gue bisa jadi referensi
perjalanan kalian yah. Jangan kerja terus, Indonesia itu Indah …
0 Comments