Hallo
sobat jalan-jalan, siapa disini yang sudah pernah melancong ke daerah timur
Indonesia seperti daerah Sorong, Banda, Merauke, bahkan Raja Ampat? Wah pasti
banyak banget nih yang udah perah kedaerah ini yaa. Jujurly nih abang belum
pernah ke daerah timur Indonesia yang eksotik dan tentunya jadi wishlist banget
bisa kesana ---aamiin---
Eits
walapun abang belum pernah ke daerah Timur Indonesia, kemarin abang diajakin
dateng keacaranya EcoNusa Outlook 2022 di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta lho.
Mengusung tema Rasa Timur, acara EcoNusa Outlook 2022 sukses bikin abang
merinding dan bangga dengan keanekaragaman suku, bahasa, hingga budaya yang ada
di Indonesia bagian timur.
Sekilas
Tentang EcoNusa
Sebelum
kita bahas lebih jauh tentang acara EcoNusa Outlook 2022, abang mau kenalin
dulu nih EcoNusa ke sobat jalan-jalan, mungkin aja masih ada yang belum tau apa
itu EcoNusa. Nah jadi Yayasan Ekosistim Nusantara Berkelanjutan (EcoNusa
Foundation) merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan mengangkat pengelolaan
sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia dengan memberi
penguatan terhadap inisiatif-inisiatif lokal. Untuk itu, EcoNusa mendorong
pembangunan dan pengembangan kapasitas kelompok masyarakat madani, bekerja sama
dengan mereka untuk mengembangkan strategi untuk advokasi, kampanye, komunikasi
dan pelibatan pemangku kepentingan. EcoNusa juga mempromosikan dialog
antarpemangku kepentingan untuk makin mengembangkan pengelolaan sumber daya
alam yang berkelanjutan sekaligus juga untuk mengangkat keadilan, konservasi,
dan transparansi. Yayasan ini resmi berdiri sejak 21 Juli 2017 dan berbasis di
Jakarta.
Yayasan
EcoNusa menjembatani komunikasi antara pemangku kepentingan di wilayah timur
Indonesia (Tanah Papua dan Maluku). Tujuannya untuk memaksimalkan praktik
terbaik dalam hal perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam
berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan melalui kegiatan nyata bersama
masyarakat lokal. Yayasan EcoNusa juga mempromosikan nilai-nilai kedaulatan
pengelolaan dan konservasi sumber daya alam kepada para pembuat kebijakan baik
di tingkat daerah maupun nasional.
Rasa
Timur-nya Kerasa!
Salah
satu kesan yang abang dapatkan setelah mengikuti acara EcoNusa Outlook 2022
adalah “Rasa Timur-nya Kerasa Banget”. Bener-bener sih abang serasa lagi ada di
bagian Timur Indonesia di acara EcoNusa Outlook 2022 kemarin. Ya gimana rasa
timurnya nggak kerasa coba, mulai dari panitia sampai ke pengisi acaranya
banyak diisi oleh teman-teman dari Timur Indonesia. Jadi sedikit banyak abang tau semua tentang
Indonesia Timur dari acara ini.
Dibuka
dengan tarian khas Papua oleh Noken Lab yang merupakan komunitas tari yang
memiliki misi mengenalkan kesenian dan budaya dari tanah Papua kepada
masyarakat luas. Dengan alunan musik, gerakan yang penuh semangat dan tentunya
kostum yang khas membuat abang tak henti berdecak kagum selama menonton
pertunjukan tari! Ohiya, acara EcoNusa Outlook 2022 ini digelar secara online
dan offline yaa sobat jalan-jalan. Teruntuk tamu yang offline itu
sangat terbatas dan harus melalui SWAB Antigen dengan hasil negatif baru bisa
masuk keruangan dan mengikuti gelaran acara, dan untuk peserta yang online
dapat megikuti via zoom meeting.
Acara
EcoNusa Outlook 2022 dibuka dengan pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi di
Indonesia secara mikro pada tahun 2020-2021 oleh Ibu Amalia Adininggar
Widyasanti, S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D., yang merupakan Deputi Bidang Ekonomi
Bappenas. Beliau menyampaikan, di tahun 2021 ekonomi Indonesia bertumbuh 3.69%.
Pertumbuhan ini tentunya didorong oleh pertumbuhan ekonomi di kawasan timur
Indonesia yaitu Kawasan Maluku – Papua sebesar 10.09%. Hal ini dikarenakan
tingginya pertumbuhan investasi dan ekspor produk nikel dan turunannya di
Provinsi Maluku Utara, serta emas dan tembaga Freeport di Papua.
Lakukanlah
dari Hati
Cerita
pertama yang abang dengar di Acara EcoNusa Outlook 2022 adalah cerita dari Dr.
Johny Kamuru, S.H., M.Si. yang merupakan Bupati Kabupaten Sorong. Sosok
pemberani ini mencabut izin usaha perkebunan dua perusahaan dalam rangkaian
pelaksanaan evaluasi perizinan perkebunan kelapa sawit yang ada di Papua Barat.
Aksinya ini dilakukan bersama
dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat sejak bulan Juli 2018 lalu. Dalam
perjalananya beliau sempat digugat oleh kedua perusahaan tersebut yang diajukan
kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura, namun pada akhirnya dimenangkan
oleh beliau dan semua wilayah yang dicabut perizinannya dikembalikan kepada
pemerintah serta didorong pengelolaannya kepada masyarakat adat. Satu hal yang
abang sangat ingat perkataan beliau, kurang lebih seperti ini “Untuk
mengabdi kepada masyarakat yang diperlukan adalah hati ...”. Bener banget
sih, karena dengan hati dan ketulusan semesta akan mendukung~
Beradab
Jaga Hutan, Beradab Jaga Laut
Pembicara
selanjutnya disampaikan oleh CEO EcoNusa yaitu Bapak Bustar Maitar. Beliau
menyampaikan terkait kegiatan yang dilakukan oleh EcoNusa sepanjang tahun 2022.
Dengan tagar #DefendingParadise, EcoNusa mencoba menyuarakan pentingnya
perlindungan hutan hujan tropi yang dimiliki Indonesia khsusunya di Indonesia
Timur serta dampaknya terhadap perubahan iklim. Selain itu, EcoNusa pun
berusaha melakukan penguatan dan pengembangan kapasitas masyarakat adat tentunya
untuk kemandirian ekonomi dengan cara pemanfaatan lahan dengan penanaman
komoditas tertentu atau merawat komoditas yang memang sudah ada. Ada satu
kalimat yang “jleb” banget dari Pak Bustar, “Indonesia itu dikenal dengan
adat istiadat yang tinggi, maka ketika seseorang manusia merusak hutan,
mencemari lautan, maka dapat dikatakan manusia tersebut tidaklah beradat. Maka
dari itu, beradab jaga hutan, beradab jaga laut ...”.
Bergerak
Bersama
Cerita dari Tanah Timur masih berlanjut, kali ini disampaikan oleh Ibu Pendeta Batseba Reyna Tuasela yang merupakan perwakilan dari Gereja Protestan Indonesia di Papua untuk distrik Muting yang dialiri sungai bernama Sungai Bian. FYI nih sobat jalan-jalan, Sungai Bian merupakan salah satu cagar alam yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna, diantaranya Ikan Sumpit dan Ikan Arwana. Sebagai salah satu anggota EcoNusa, beliau menceritakan tentang Distrik Muting yang pernah mengalami fenomena di mana ikan predator bernama ikan gastor atau dikenal dengan ikan gabus mengancam keberadaan populasi ikan sumpit dan arwana. Dari fenomena ini, Ibu Pendeta Batseba mengajak komunitas masyarakat di Distrik Muting bersama-sama mencari solusi akan keberadaan ikan arwana dan sumpit yang bisa saja hilang akibat populasi ikan gastor. Dengan bergerak bersama akhirnya Ibu Pendeta Batseba dan komunitas masyarakat dapat mengubah ancaman menjadi peluang usaha, salah satunya dengan memanfaatkan ikan gastor yang diolah menjadi abon. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Muda
dan Bergerak!
Acara
selanjutnya ditutup dengan cerita yang menggebu-gebu nan penuh semangat dari
Yulince Zonggonau seorang Pendamping Masyarakat Teluk Arguni, Kaimana, Provinsi
Papua Barat yang mendapatkan beasiswa bidik misi di salah satu universitas di
Malang. Awalnya Kakak Yuli ---sebutan akrab Yulince Zonggonau--- diterima
dijurusan yang tidak ia sukai, dan meminta pindah jurusan ke Pertanian.
Alasannya simpel karena kesukaannya melihat pariwara di televisi yang
menampilkan pesawahan yang dipenuhi padi-padi hijau, walapun pada akhirnya ia
tau kalau itu hanya setting-an hehe.
Seiring
berjalannya waktu, akhirnya Kakak Yuli
dapat menyelesaikan dengan baik kuliahnya dan kembali kedaerahnya walapun ada
beberapa tawaran pekerjaan di ibu kota, tetapi ia ingin kembali dan mengabdi
untuk tanah kelahirannya. Akhirnya, ia ditawari bekerja di Teluk Arguni,
Kaimanan. Bersama EcoNusa, Kakak Yuli berfokus untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pala karena tanaman pala merupakan komoditas utama yang tumbuh subur
disana. Kakak Yuli juga mendorong
masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengelola perkebunan dari awal hingga
panen. Mulia sekali bukan?
Inilah mengapa Rasa Timur diacara EcoNusa Outlook 2022 sangatlah terasa. Kelima orang narasumber yang sangat luar biasa menceritakan tentang Indonesia bagian Timur yang mencoba survive dengan segala kondisi dan keterbatasan. Abang semakin bangga dengan Indonesia, dan terima kasih EcoNusa untuk sumbangsihnya kepada masyarakat timur. Jaya selalu!
0 Comments